Setelah dipilah, buku-buku yang basah kami jemur.
Suatu sore, sekitar November 2009, hujan turun sangat deras. Kami semua bergelung di dalam rumah. Ternyata, tanpa kami ketahui, selokan di depan rumah tertutup. Ada pecahan ubin yang memang sengaja diletakkan untuk menghalangi bola pingpong agar tidak bergulir ke dalam selokan.
Hujan yang sedemikian deras menggelontorkan air ke dalam ruang Pintu Ilmu. Sebagian buku yang tersusun di lantai terendam. Ada juga rak yang basah kuyup karena atap bocor. Sungguh nelangsa.
Alhamdulillah, keesokan harinya hari cerah, matahari terik. Kami memilah berbagai barang yang basah…terutama buku-buku. Banyak buku dan majalah yang terpaksa dibuang karena kerusakannya terlalu parah. Sedih…..