Malaikat Bersayap Satu itu Menghibur, Melintas Batas…

after the show

bergaya usai tampil

Sebulan ini Funtastic String Ensemble sungguh sibuk. Tiga konser di tempat dan tema berbeda. Karena itulah aku merasa wajib menuliskan jejaknya, sebagai apresiasi bagi kerja keras mereka.

7 September 2009, saat Ramadhan. FSE berbagi kebahagiaan di Panti Wredha Budhi Pertiwi Jl Sancang no 2 Bandung. Aku tak bisa hadir dan hanya bisa membayangkan, betapa anggota FSE yang biasa heboh itu tampil di hadapan para kakek dan nenek. Sebelumnya, mereka tampil di pusat perbelanjaan yang ramai, juga di tempat megah seperti Sasana Budaya Ganesha dan Balai Sartika Bandung—dengan busana, sound system, dan tata lampu yang menawan.

Kali ini berbeda. Dari cerita Zaky (11), video dan foto-fotonya, aku bisa meraba pengalaman berharga yang mereka dapatkan. Kostum mereka bersahaja, tampil di tempat yang sederhana, namun penuh sukacita. Terharu aku mengamati mereka dari video. Tepuk tangan samar penonton yang mengiringi lagu-lagu mereka cukup membuat mata basah. Aku seperti menyaksikan tangan-tangan keriput bertepuk riang mengiringi “Lufa-Lufa Inga—Kuburan Band” yang diaransemen unik.

Berikutnya tanggal 30 September 2009. Sekolah St. Ursula Bandung menggelar malam pentas seni.  Konser Ursula ini akan jadi pengalaman tak terlupakan buat Zaky. Pasalnya, setelah kami berpacu mengejar waktu dan bernafas lega karena tidak terlambat, ternyata anak sulungku itu salah kostum! Alih-alih kaus hitam, dia pakai batik! Kecerobohannya itu tak sempat dibahas karena FSE harus segera tampil. Baru sesudahnya, saat mereka berkumpul untuk foto bersama…aku bahkan tak berani mendekat 🙂

Suasana pentas seni begitu meriah, lokasi pertunjukan penuh sesak. Pengunjung berhamburan mengunjungi gerai demi gerai, sebagian lagi menatap panggung. Dalam hingar bingar itu, FSE sungguh memberikan sentuhan yang berbeda.

Hari ini, 8 Nopember 2009. Di gedung Radio Republik Indonesia, Majalah Staccato menggelar acara bertajuk Indonesia Young Musician Performance. Utusan dari beberapa sekolah musik unjuk kebolehan. Dari tiga puluh tujuh, aku hanya mengingat dua tampilan flute, lima gitar, tak lebih dari lima keyboard, selebihnya piano dan biola. Rupanya dua alat musik ini masih jadi pilihan kebanyakan anak (dan orangtua).

Menjadi penampil ke-35 tidak lantas membuat Fun-tastic String Ensemble kendur. Gemuruh One Winged Angel membuatku terpaku, bahkan hingga kini. Lagu itu membuatku browsing karena penasaran, apa maksud pengarangnya menciptakan komposisi yang begitu menggetarkan. Lufa-Lufa Inga yang nyaring dan bening menciptakan suasana ceria. Rupanya lagu Kuburan Band ini begitu menarik perhatian para praktisi pendidikan musik, hingga dimainkan tiga kali di acara ini, termasuk oleh FSE.

Sajian pamungkasnya adalah Indonesian Highlight. Rangkaian lagu-lagu daerah (yang sempat diklaim Malaysia) mereka mainkan dengan manis, dalam balutan kostum batik warna-warni yang semarak. Mendengar lagu-lagu daerah itu membuatku terharu dan terkenang masa sekolah dasar, juga nyaris sedih. Aku sedih karena saat ini, bagi anak-anak dan remaja, hafal lagu-lagu daerah bukan lagi hal yang “keren.” Itulah mengapa, suguhan Indonesian Highlight tadi jadi begitu berharga.

Begitulah, hari ini FSE kembali berhasil. Kami sudah berkumpul sejak jam 10 pagi, dan tampil sekitar pukul dua siang! Selama 4 jam penantian itu, banyak peristiwa terjadi. Ada biola yang jatuh hingga cidera, ikat kepala yang selalu melorot, juga yang bergiliran ke kamar kecil. Zaky sendiri sempat terlibat dalam pertengkaran kecil, sempat kesal, tapi untung segera pulih. Ibu-ibu orangtua FSE tak kalah sibuk: menata kostum, membagi konsumsi, menyemangati anak-anak, hingga jadi pengamat tata suara bak profesional.

Selamat!

Fun-tastic String Ensemble, komunitas alat musik gesek (biola & cello), bersifat terbuka bagi siswa maupun non-siswa. Kami berlatih setiap Jum’at pukul 18.30, di Swara Harmony Music School, Paskal Hypersquare B26, Jl. Pasirkaliki 25-27 Bandung, telp. 022-86060626.

klik juga:

FSE Komunitas Gesek

FSE di Ultah Paskibra

FSE di “Bali”

FSE di Klabklassik Tobucil