Akulah Rembulan Batiniah

Rumi, gambar dari Wikipedia

Dalam sebuah kajian sore di bilangan Bandung, aku dibuat tertegun oleh sebuah tayangan di Youtube. Paduan indah yang membuatku mendadak romantis sekaligus spiritual gituuu…

Yang  pertama terdengar adalah puisi Rumi yang berjudul I am the Spirit Moon. Sesudahnya, petikan Prelude and Fugue No. 10 in E minor, BWV 855 dari Bach mengalun, diikuti suara merdu Davod Azad.

Seorang teman yang musisi berkata bahwa di setiap komposisinya, Johann Sebastian Bach selalu membubuhkan tanda tangan yang terdiri dari tiga huruf: SDG—Soli Deo Gloria, yang artinya kurang lebih keagungan hanya milik Tuhan, cmiiw.

Davood Azad adalah musisi Persia yang banyak menciptakan dan membawakan karya-karya sufistik, sedangkan Rumi… Siapa tak kenal Jalaluddin Rumi?

Puisi singkat itu begitu berkesan, hingga aku meramban sana-sini, menemukannya, dan tergoda untuk menerjemahkannya. Sambil membatin permohonan maaf kepada Rumi—semoga terjemahan bahasa Indonesia ini bisa mendekati maknanya–ini dia hasil rabaanku:

Akulah Rembulan Batiniah, tiada bertempat

Kau tak melihatku, karena aku tersembunyi di dalam jiwa

Orang memanggilmu demi diri mereka sendiri

Kupanggil engkau kembali menuju kedirianmu

Kau sematkan padaku banyak nama, namun aku tak terjangkau segala nama

Kadang kau sebut aku penuh tipu daya

Selama kau lakukan hal yang sama, aku seperti itu jua

Jika kau tetap buta dan tuli, aku tetap tak kan terlihat

Akulah taman dari segala taman, berbicara sebagai Raja segala bunga

Akulah mata air dari segala air

Perkataanku bagai kapal, dan lautan adalah maknanya

Datanglah padaku, kan kubawa kau menuju kedalaman jiwa

Ini versi bahasa Inggrisnya, kutemukan dalam Jahane Rumi:

I am the Spirit Moon, with no place.
You do not see me for I am hidden inside the soul.
Others want you for themselves but I call you back to yourself.
You give me many names but I am beyond all names.
Sometimes you say I am deceitful
but as long as you are, I will be too.
Until you remain blind and deaf, I will be invisible.
I am the garden of all gardens, I speak as the King of all flowers
I am the spring of all waters.
My words are like a ship and the sea is their meaning.
Come to me and I will take you to the depths of spirit.

(Rumi: translated by Azima Melita Kolin and Maryam Mafi)

Inilah video yang kumaksud

Latihan, itu yang bermakna

latihan di swara harmony music school

latihan di swara harmony music school

fse tobucil

fse di tobucil

20 Februari 2010. Sebuah perhelatan yang riuh digelar di Istana Plaza, Bandung. Aku yang hanya menonton dan mondar-mandir pun bisa melihat, betapa panggung yang tak seberapa besar itu menjadi arena tampilnya berbagai acara. Ada final pertandingan biola dan drum, ada launching sekolah presenter-nya Dewi Hughes, sampai launching semacam kids club di mall yang dulu selalu ingin kukunjungi karena arena ice skating-nya. Sayang kini fasilitas sudah tak ada, entah mengapa.

Beberapa hari sebelumnya, Zaky (12) juga ikut audisi lomba biola. Dia dapat nomor undian pertama, berhasil tampil, belum berhasil lolos ke final, dan tetap heboh seperti biasa. Zaky yang sudah bisa menakar kemampuannya, santai saja .

Bagaimana denganku? Sebenarnya aku punya kisah sendiri. Setelah setahun Zaky bergabung dengan Funtastic String Ensemble dan tampil di berbagai acara, baru kali ini aku lumayan terlibat dalam proses latihannya. Anak sulungku itu sudah berkali-kali nimbrung tampil bareng FSE di berbagai kesempatan. Selama itu pula, aku hanya mengantar dan menontonnya tampil di panggung. Dia berangkat latihan tiap Jum’at sore naik angkot sendiri, dan pulang dijemput bapaknya, om, atau tantenya. Sesekali aku yang jemput, tapi ya hanya jemput. Tak pernah menungguinya latihan. Pendeknya, aku tak pernah serius ikut-ikutan.

Saat menyaksikan ensembel gesek ini tampil, aku hanya membatin, mengapa selalu saja ada yang kurang: sound system yang kurang bagus, suara biola yang tidak terdengar, panggung yang tidak representatif, ekspresi anak-anak yang datar…Yah namanya juga penonton. Hanya pintar komentar!

Nah, khusus untuk persiapan konser AKSI ini, aku lumayan terlibat. Beberapa kali aku mengantar dan menunggui FSE berlatih, berbincang seru dengan orangtua anggota lain, hingga mengantar dan menungguinya audisi, maupun konser di Istana Plaza.

Setelah setahun Zaky bergabung dengan FSE, baru hari ini aku tersadar. Sungguh yang paling berarti dari sebuah proses menuju panggung pertunjukan adalah saat LATIHAN! Tampil di panggung adalah perayaan bagi kerja keras mereka selama latihan, sama sekali bukan tujuan!

Saat FSE berlatih, aku menyaksikan betapa mereka dituntut untuk mendengarkan instruksi, membaca partitur (dan melakukan berbagai perubahan), menyimak aba-aba, dan tentu saja menggesek biola mereka dengan benar. Zaky yang biasanya heboh tak karuan, bisa juga tenang. Di sini dia belajar untuk lebih mengenal dan berdamai dengan dirinya.

Dua puluhan anak  bisa duduk dan berlatih sampai dua jam, bahkan lebih! Sesekali kena teguran dari Bu Carolina—sang pelatih, sesekali dapat pujian. Cair dan hangat, memang. Canda dan keusilan anak-anak dan remaja selalu ada. Tapi mereka tetap serius—bahkan aku mulai berani menyebut mereka profesional.

Saat itulah sebenarnya yang bermakna. Saat berlatih, mereka belajar disiplin dan tanggung jawab. Saat berlatih, mereka belajar kerja tim. Karena setiap anggota FSE bergiliran menjadi “kapten” yang bertugas memimpin kekompakan kelompoknya, maka mereka belajar memimpin. Ketika sesekali ada yang tak lolos audisi untuk sebuah perfomance, mereka belajar lapang dada.

Saat berlatih, anak-anak FSE begitu hidup, penuh energi, dan banyak belajar. Jadi, ketika tiba saatnya mereka tampil di panggung, dan ternyata hasilnya tidak seindah saat latihan…itu tak seharusnya jadi soal—kecuali bagi orang-orang sepertiku, yang tak pernah  menyaksikan mereka berlatih.

Ya. Panggung hanyalah perayaan. Having fun. Itu saja 🙂

Fun-tastic String Ensemble, komunitas alat musik gesek (biola & cello), bersifat terbuka bagi siswa maupun non-siswa. Kami berlatih setiap Jum’at pukul 18.30, di Swara Harmony Music School, Paskal Hypersquare B26, Jl. Pasirkaliki 25-27 Bandung, telp. 022-86060626.

Malaikat Bersayap Satu itu Menghibur, Melintas Batas…

after the show

bergaya usai tampil

Sebulan ini Funtastic String Ensemble sungguh sibuk. Tiga konser di tempat dan tema berbeda. Karena itulah aku merasa wajib menuliskan jejaknya, sebagai apresiasi bagi kerja keras mereka.

7 September 2009, saat Ramadhan. FSE berbagi kebahagiaan di Panti Wredha Budhi Pertiwi Jl Sancang no 2 Bandung. Aku tak bisa hadir dan hanya bisa membayangkan, betapa anggota FSE yang biasa heboh itu tampil di hadapan para kakek dan nenek. Sebelumnya, mereka tampil di pusat perbelanjaan yang ramai, juga di tempat megah seperti Sasana Budaya Ganesha dan Balai Sartika Bandung—dengan busana, sound system, dan tata lampu yang menawan.

Kali ini berbeda. Dari cerita Zaky (11), video dan foto-fotonya, aku bisa meraba pengalaman berharga yang mereka dapatkan. Kostum mereka bersahaja, tampil di tempat yang sederhana, namun penuh sukacita. Terharu aku mengamati mereka dari video. Tepuk tangan samar penonton yang mengiringi lagu-lagu mereka cukup membuat mata basah. Aku seperti menyaksikan tangan-tangan keriput bertepuk riang mengiringi “Lufa-Lufa Inga—Kuburan Band” yang diaransemen unik.

Berikutnya tanggal 30 September 2009. Sekolah St. Ursula Bandung menggelar malam pentas seni.  Konser Ursula ini akan jadi pengalaman tak terlupakan buat Zaky. Pasalnya, setelah kami berpacu mengejar waktu dan bernafas lega karena tidak terlambat, ternyata anak sulungku itu salah kostum! Alih-alih kaus hitam, dia pakai batik! Kecerobohannya itu tak sempat dibahas karena FSE harus segera tampil. Baru sesudahnya, saat mereka berkumpul untuk foto bersama…aku bahkan tak berani mendekat 🙂

Suasana pentas seni begitu meriah, lokasi pertunjukan penuh sesak. Pengunjung berhamburan mengunjungi gerai demi gerai, sebagian lagi menatap panggung. Dalam hingar bingar itu, FSE sungguh memberikan sentuhan yang berbeda.

Hari ini, 8 Nopember 2009. Di gedung Radio Republik Indonesia, Majalah Staccato menggelar acara bertajuk Indonesia Young Musician Performance. Utusan dari beberapa sekolah musik unjuk kebolehan. Dari tiga puluh tujuh, aku hanya mengingat dua tampilan flute, lima gitar, tak lebih dari lima keyboard, selebihnya piano dan biola. Rupanya dua alat musik ini masih jadi pilihan kebanyakan anak (dan orangtua).

Menjadi penampil ke-35 tidak lantas membuat Fun-tastic String Ensemble kendur. Gemuruh One Winged Angel membuatku terpaku, bahkan hingga kini. Lagu itu membuatku browsing karena penasaran, apa maksud pengarangnya menciptakan komposisi yang begitu menggetarkan. Lufa-Lufa Inga yang nyaring dan bening menciptakan suasana ceria. Rupanya lagu Kuburan Band ini begitu menarik perhatian para praktisi pendidikan musik, hingga dimainkan tiga kali di acara ini, termasuk oleh FSE.

Sajian pamungkasnya adalah Indonesian Highlight. Rangkaian lagu-lagu daerah (yang sempat diklaim Malaysia) mereka mainkan dengan manis, dalam balutan kostum batik warna-warni yang semarak. Mendengar lagu-lagu daerah itu membuatku terharu dan terkenang masa sekolah dasar, juga nyaris sedih. Aku sedih karena saat ini, bagi anak-anak dan remaja, hafal lagu-lagu daerah bukan lagi hal yang “keren.” Itulah mengapa, suguhan Indonesian Highlight tadi jadi begitu berharga.

Begitulah, hari ini FSE kembali berhasil. Kami sudah berkumpul sejak jam 10 pagi, dan tampil sekitar pukul dua siang! Selama 4 jam penantian itu, banyak peristiwa terjadi. Ada biola yang jatuh hingga cidera, ikat kepala yang selalu melorot, juga yang bergiliran ke kamar kecil. Zaky sendiri sempat terlibat dalam pertengkaran kecil, sempat kesal, tapi untung segera pulih. Ibu-ibu orangtua FSE tak kalah sibuk: menata kostum, membagi konsumsi, menyemangati anak-anak, hingga jadi pengamat tata suara bak profesional.

Selamat!

Fun-tastic String Ensemble, komunitas alat musik gesek (biola & cello), bersifat terbuka bagi siswa maupun non-siswa. Kami berlatih setiap Jum’at pukul 18.30, di Swara Harmony Music School, Paskal Hypersquare B26, Jl. Pasirkaliki 25-27 Bandung, telp. 022-86060626.

klik juga:

FSE Komunitas Gesek

FSE di Ultah Paskibra

FSE di “Bali”

FSE di Klabklassik Tobucil